Profil: dr.Diana Kawulaningsari M.MKes, Jangan Pernah Membuang Kesempatan

Posted by By at 22 April, at 17 : 46 PM Print

dr. DianaSMAdaBO-Semua orang di dunia ini pasti ingin dianggap sebagai pemenang. Menang dalam hal bisa melakukan segala sesuatu. Apapun caranya. Akan tetapi untuk mencapainya perlu niat dan usaha keras yang dipertaruhkan. Berawal dari kebiasaan maka kita akan mampu dan bisa. Biarkan segalanya berjalan seperti air. Perlahan tapi pasti. Seperti api yang terus berkobar walau diterpa angin.
Sebuah panggilan “Ibu Dokter” seakan asing bagi kita. Siapa sangka cewek pendiam di waktu SMA nya kini telah sukses merengkuh cita-cita. Namanya dr. Diana Kawulaningsari M.MKes yang sekarang menjadi Pimpinan Rumah Sakit Muhammadiyah di Kalitidu. “Saya siap bercerita tentang perjalanan hidup saya, tetapi jangan salahkan kalau ada yang lupa,” tuturnya lembut mengawali pembicaraan.
Sang dokterpun lalu bercerita. Pertama kali menginjakkan kaki di SMA 2 seperti mimpi belaka. Sebuah bangunan kokoh nan luas telah di depan mata. Siap menghantarkan merengkuh sejuta mimpi. Sempat minder juga melihat teman-teman yang berdomisili kota bersekolah di situ. Maklum saya dari desa, otomatis kaget. Segera rasa itu saya singkirkan dan berfikiran positif, saya mampu bersaing.
Deretan bangunan ketiga dari ruang BK, tepatnya kelas X-2 menjadi awal kelas yang menemaniku menggapai segalanya. Ber-wali kelas-kan Ibu Munata, kami dibimbing untuk menciptakan kelas senyaman mungkin, kompak dan aman. Sosok wali kelas ini sebenarnya guru mata pelajaran Biologi, pelajaran yang kusuka. Cara menerangkan hingga model soal ketika ulangan mencirikan khas tersendiri bagi kami. Asyik dan menyenangkan.
Dalam hal prestasi saya juga tidak mau kalah dengan yang lain. Bersaing secara sehat pastinya. Dan Alhamdulillah saya tergolong orang rajin, masih mampu meraih peringkat lima besar di kelas selama dua semester. Memasuki kelas Fisika, peningkatan motivasi belajar harus terus dipacu. Di samping persaingan teman sekelas semakin berat, pelajaran yang diujikan semakin sulit.
Berbagai bimbel di luar sekolah saya ikuti. Kegiatan itu berlangsung hampir setiap hari. Jarang sekali ada waktu luang sekedar ngumpul dengan teman-teman. Seakan tak ada waktu untuk itu. Hidup terasa penuh dengan les dan les. Tetapi meski sibuk, saya yang kini berdomisili di Desa Tlogoagung Kedungadem punya hobi travelling. Kegiatan semacam itu kerap saya lakukan saat liburan semester tiba. Bersama sahabat/teman sekelas, saya pernah travelling hingga daerah Jawa Tengah, Purbalingga dan Banjarnegara.
Pada waktu kelas 2, saya pernah jatuh sakit selama berhari-hari. Mungkin karena terlalu capek belajar, stres pun melanda. Bahkan gara-gara sakit, nilai olahraga di rapor adalah huruf S alias angka 5. Sedikit kecewa, padahal saya sudak memberikan surat izin serta surat keterangan dokter. Ketika itu yang mengajar adalah Pak Edi Catur. Bahkan, pernah juga mendapat peringkat 30 dari 40 siswa. Sebuah kenyataan pahit yang harus diterima. Berbagai petuah dari orangtua saya jadikan pelajaran berharga untuk masa depan. Di benakku tetap satu, harus bisa membahagiakan orangtua dengan berprofresi sebagai dokter.
Semasa sekolah saya (cewek imut dari pasutri Ir.Bambang Sungkowo dan Nafi’ah, red) tergolong tidak aktif dalam organisasi sekolah. Peluang menjadi anggota OSIS/MPK sebenarnya terbuka lebar, tetapi tidak digunakan. “Lebih baik belajar,” nasihat ibu kepadaku. Tapi semangatku tetap tinggi dan saya tetap bisa mengikuti kegiatan ekskul ECC. Selain itu kegiatan lain seperti ketrampilan elektro untuk cowok dan tata boga unutuk cewek juga tersedia di sekolah multitalent ini.
Berbicara pengalaman menarik, saya jadi teringat Ibu Waji. Pernah dulu saya disiram air gara-gara tidak bisa mengerjakan soal matematika di papan tulis. Kuakui saya memang lemah untuk pelajaran satu ini. Cara tersebut sebenarnya efektif agar para murid tidak mengantuk saat pelajaran berlangsung.
Selama bersekolah di SmadaBo, kelengkapan fasilitasnya sudah cukup lengkap. Di samping bangunannya luas, lapangan basketnya juga keren, ada pagar dari kawat. Suasana yang teduh menambah semangat para siswa menuntut ilmu. Acara-acara sekolah tidak kalah dengan sekolah lain. Sebut saja GKS (Gema Krida Seni) salah satunya. Sebuah acara yang menampilkan semua bakat,kemampuan serta kreativitas siswa-siswi SMA 2. Guru-gurunya tidak ambil diam alias ikut memeriahkannya.
Setelah lulus SMA, saya mengikuti UMPTN di Unair mengambil jurusan kedokteran umum, tetapi tidak diterima. Kegagalan itu membuatku pantang menyerah dengan cita-cita dokter. Kemudian memutuskan ikut UMPTN tahun depannya. Sambil mengisi 1 tahun tersebut, saya mengikuti bimbel di Malang sambil kuliah akuntansi di STIE Malang. Setahun kemudian tahun 1997, sata mengikuti UMPTN lagi dan kali ini daftar ke UNIBRAW Malang. Sekali lagi gagal, waktu itu saya mantap kuliah di STIE, tetapi orangtua diam-diam mendaftrakan ke Universitas Muhammadiyah Yogyakarta jurusan kedokteran umum. Saya diterima pada tahun ajaran 1997 dan lulus tahun 2005.
Setelah lulus dokter penuh tahun 2005, saya melanjutkan studi ke jenjang S2 di IMNI Jakarta dan lulus dengan gelar M.Kes pada bulan April 2007. saya sangat berterima kasih dengan orangtua. Tanpa dukungan penuh dari mereka, saya tidak akan menjadi diri saya yang seperti ini.
Di balik kesuksesan itu Tuhan telah merencanakan surprise besar. Tidak menyangka saya diberi jodoh tahun itu. Pernikahan pun terselenggara dengan dr. Haryono, lelaki yang saya cinta. PDKT-nya saat bertemu dalam malam keakrban acara perpisahan OSPEK adek kelas pada tahun 1999. Waktu itu kami sama-sama panitia OSPEK, saya sebagai kakak pembina OSPEK, beliau sebagai ketua Seksi Acara. Beliau pertama kali menyapa saya waktu beliau menyucapkan selamat ulang tahun ke saya yang kebetulan bertepatan dengan acara tersebut. Ternyata hari ultah beliau di bulan yang sama dengan saya, dan saya tidak menyangka kalau dia tertarik denganku, karena setahu saya kami dari kalangan berbeda. Dia anak band, saya anak mall. Dia kelompok orang-orang pintar, saya kelompok orang-orang tekun. Dan satu lagi, setahu saya dia lagi PDKT dengan teman geng-ku.
Seminggu setelah acara tersebut beliau menelpon. Awalnya saya mau panggilkan temanku itu, eh ternyata dia mau telepon aku. Akunya terbengong-bengong. Sehari setelah dia telepon dia datang ke kost-ku menyodorkan tiket KOBATAMA (Kejuaraan Basket Nasional), dia kan pemain basket juga. Istilahnya ini kencan pertamaku. Seusai melihat KOBATAMA kami jalan-jalan menikmati suasana Yogya yang eksotis di malam hari, malam yang indah. Tepat tanggal 22 Oktober 1999 di tengah hingar bingar lagu-lagu Band, beliau mengucapkan “Maukah kamu mejadi pacarku?”. Beliau mengucapkannya di lapangan bola kampus kami saat acara malam band yang dipimpinnya sukses besar. Sejak itu kami seperti gula dan semut, di situ ada gula di situ ada semut.
Sebulan kenalan, kami resmi pacaran dan banyak yang protes karena saya memilih dua dibandingkan cowok-cowok lain yang mendekatiku. Beliau yang paling sederhana, aku memilihnya karena instingku mengatakan dia akan setia sampai mati. Harta bisa dicari, tapi setia? Sulit. Enam tahun bersama mengujinya membuatku menerima pinangannya. Tepat 20 September 2005, setelah kami dilantik menjadi dokter penuh, beliau mengucapkan “Qobiltu nikahkhaha watajwijaha bil mahril mathkur”. Semoga kami menjadi keluarga yang sakinah, mawardah dan warohmah. Amin.
Ketika ditanya “kok mau menjadi dokter?”, saya jawab “saya ingin mempunyai masa depan yang cerah”. Karena adik saya melanjutkan cita-cita ayah sebagai kontraktor. Saya harus punya masa depan sendiri.
Pengalaman pertama kali menjadi dokter, gampang-gampang susah. Berinteraksi dengan orang lain ketika mengobati dan sikap jahil dari para pasien. Kita semua harus mengerti akan hal itu. Bijaksana dan bersabar kuncinya. Pesan saya untuk adik-adik SMADA, kunci untuk sukses adalah jangan menyianyiakan kesempatan karena waktu terbuang sedikit pun sangat berharga. Selain itu nikmati masa muda dengan berprestasi. Hal yang terpenting jangan takut hal yang bersifat bermanfaat.

Profil Alumni

Related Posts

5 Comments


  1. Wahid Setyo Meiranto, 1 year ago

    Saya adalah teman dr. Diana sejak kelas dua di Fisika 2. Memang beliau adalah cewek yang imut dan juga baik, dalam berteman beliau tidak pernah memilih-milih tema, orangnya mudah bergaul makanya banyak cowok yanh naksir sama beliau waktu itu. Buat dr. Diana Sukses selalu.


  2. deddy feriawan, 1 year ago

    Saya satu angkatan sama Ibu Dr.Diana, walaupun tidak sekelas saya tahu kok (maklum cewek cakep ) bu Dokter temen kita itu pinter n smart dan dalam berteman tidak membeda2kan.
    Dan itu terbukti sekarang, walau badan imut tp tugas dan tanggung jawab besar ada di pundak beliau dan saya yakin tugas dan tanggung jawab itu bkn jadi beban bagi beliau.
    Semangat dan sukses bu dokter…
    Buat adik2 Smada sukses ya!!!


  3. haha!@, 1 year ago

    wkwkwk…
    ASkum Bu dokter….
    besok q jga bakal dimuat di profil alumni kayak pean..
    tapi buan sebagai doktr..
    melaikan engineer…
    wkwkwk
    amiin…
    moga sukses Bu dokter


  4. tutik prasetyaningsih, 1 year ago

    saya adik kelas b.dokter sejak kami satu sekolah mulai smp di jatirogo dan sma.beliau dulu seorang cewek yg pemdiam,smart,tegas.
    to bu dokter sukses selalu ya…


  5. diana kawulaningsari, 1 year ago

    de’ Tutik…..hallo de’, terima kasih, amiiinnn….sukses juga untuk de’ Tutik ya

    haha…. : )….Wa’alaikumsalam Wr.Wb….siiiippp, SMADA memang pecetak Generasi Handal…sukses juga buatmu ya…terima kasih

    Deddy F, MM……hahahaha, tidak sebanding kl dijajarkan dengan Marketing Maneger seperti panjenengan pak, terima kasih suportnya…amiiinnn, sukses juga buat panjenengan

    Wahid…..teman sekelasku yg selalu bisa diandalkan,hehehe…wahid bisa aja…terima kasih pak…sukses juga buat pak Wahid


Leave a Reply

Connect